Kakek Sam memiliki 2 anak pria yang sudah berusia dewasa dan memutuskan tinggal di kota bersama istrinya. Awalnya kakek bersikukuh untuk tetap tinggal di desa karena ia tidak mau meninggalkan rumah yang isinya penuh kenangan bersama mendiang istrinya.
Jadi setiap hari kakek bekerja sebagai petani. Pagi-pagi sudah bekerja di sawah sampai siang hari. Lalu sore ke malam kakek menghabiskan banyak waktu di rumah untuk bersantai.
Namun waktu terus berjalan, usia kakek kini semakin tua dan kesehatan kakek semakin menurun. Kakek jadi sering sakit-sakitan. Dan karena tidak ada yang mengurus, kakek terpaksa memutuskan untuk ikut anaknya pindah ke kota.
Di hari pertama kakek datang ke kota, ia menginap di rumah anaknya yang pertama.
Mendengar jawaban itu, Kakek Sam berkata “Itulah kebanggan hati setiap orangtua,nak! Kalau begitu, apakah kau mengijinkan ayahmu tinggal di rumah besarmu sampai ajal ayah menjemput?”
Mendengar pertanyaan ayahnya, muka anak sulung pun mulai pucat dan panik.
“A.. aa.. Ayahh! Aku tau kamu sering sakit-sakitan di desa, tapi waktu ayah pindah ke sini akan tidak ada yang mengurus juga. Karena aku dan istriku sibuk kerja dan bakal jarang tinggl di rumah juga”
Namun mendengar jawaban anak sulungnya, Kakek Sam mengerti bahwa dari dulu menantunya tidak terlalu suka dengan dirinya. Karena bagi menantunya, Kakek Sam adalah seorang ayah yang miskin dan kuno dari desa. Pasti anak dan menantunya menolak karena tahu kehadiran Kakek Sam di rumah hanya menjadi beban dan merepotkan mereka berdua.
Lalu Kakek Sam menjawab “tidak apa-apa, aku mengerti. Ini ambil uang 200 ribu rupiah untuk belajar berbakti kepada ayahmu sendiri!”

Setelah memberikan uang kepada anaknya, Kakek Sam pergi mengunjungi rumah anak bungsunya.
Sesampainya di rumah anak kedua, Kakek Sam lumayan terkejut dengan rumah kecil yang anaknya tinggal.

“Ayah, ini rumahku. Walaupun kecil dan sedikit kotor, tapi dari pertama kali membeli rumah ini aku sudah menyediakan kamar untuk kamu tinggal di sini suatu hari nanti. Dan hari yang ditunggu-tunggu pun datang. Tinggalah bersama kami ayah, ini adalah tugasku menjagamu di hari tuamu”

Mendengar ketulusan dan sikap berbakti dari sang anak kedua, Kakek Sam pun berkata “Anakku tersayang, aku sangat menghargai ketulusan hatimu. Terimalah uang 200 juta ini! Belilah rumah lebih besar, agar kamu, istri, anak, dan aku bisa tinggal di tempat yang lebih layak!”
Mendengar jawaban kakek, anak bungsu pun hanya bisa menangis dan kaget tidak percaya. Ternyata selama ini rahasia Kakek Sam terbongkar, mengapa selama ini ia tidak mau pindah ke kota, salah satu alasannya karena ia mau bekerja agar suatu saat ia bisa memberi warisan kepada anaknya. Namun diantara dua anaknya, ia hanya memilih 1 anak yang ia anggap pantas memiliki warisan darinya. Yaitu anak yang mau berbakti kepada dirinya.
*Cerita ini hanyalah fiktif belaka dan bukan cerita nyata. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian atau pun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan
Demikianlah Artikel Tak ADIL! Ayah Memberi Uang Warisan "200 Ribu" Kepadaku, Sedangkan "200 Juta" Kepada Adikku! Ternyata Perbuatan Bodoh Inilah yang Membuatku Menyesal!
Sekianlah artikel Tak ADIL! Ayah Memberi Uang Warisan "200 Ribu" Kepadaku, Sedangkan "200 Juta" Kepada Adikku! Ternyata Perbuatan Bodoh Inilah yang Membuatku Menyesal! kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Tak ADIL! Ayah Memberi Uang Warisan "200 Ribu" Kepadaku, Sedangkan "200 Juta" Kepada Adikku! Ternyata Perbuatan Bodoh Inilah yang Membuatku Menyesal! dengan alamat link https://jdsdailyread.blogspot.com/2018/05/tak-adil-ayah-memberi-uang-warisan-ribu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar